Sejarah Damkar

Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Kota Prabumulih

Pendahuluan

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Prabumulih adalah institusi teknis daerah yang bertanggung jawab terhadap perlindungan masyarakat dari ancaman kebakaran dan kondisi kedaruratan lainnya. Kota Prabumulih sebagai salah satu kota otonom di Provinsi Sumatera Selatan terus berkembang pesat, baik dari segi infrastruktur, jumlah penduduk, maupun aktivitas industri. Dalam konteks tersebut, kebutuhan akan lembaga pemadam kebakaran yang tangguh, profesional, dan siap siaga menjadi semakin mendesak. Sejarah terbentuknya Damkar Prabumulih adalah cerminan dari perjalanan panjang pemerintah kota dalam menciptakan sistem perlindungan masyarakat yang terstruktur dan efektif.

Latar Belakang

Prabumulih awalnya merupakan bagian dari Kabupaten Muara Enim sebelum ditetapkan menjadi kota otonom melalui Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2001. Sebagai kota baru, Pemerintah Kota Prabumulih perlu menyusun sistem kelembagaan yang lengkap, termasuk membentuk unit penanggulangan kebakaran. Sebelum pembentukan dinas mandiri, penanganan kebakaran masih dilakukan secara terbatas oleh tim teknis dari dinas umum atau instansi lain yang sifatnya ad hoc, dengan sarana dan prasarana yang sangat terbatas.

Kondisi geografis kota yang berkembang pesat, ditambah dengan keberadaan fasilitas industri dan perumahan padat, menjadikan risiko kebakaran cukup tinggi. Situasi ini menjadi dorongan kuat bagi pemerintah untuk segera membentuk lembaga pemadam kebakaran secara formal dan terstruktur.

Pembentukan Unit Pemadam Kebakaran

Pada awal 2000-an, Pemerintah Kota Prabumulih membentuk Unit Pemadam Kebakaran yang berada di bawah naungan Dinas Tata Kota. Unit ini mulai dilengkapi dengan satu armada mobil pemadam dan sejumlah petugas teknis yang direkrut dari berbagai dinas. Meskipun fasilitas dan jumlah personel masih sangat terbatas, unit ini menjadi ujung tombak dalam menangani kejadian kebakaran di wilayah kota.

Tugas utama unit ini adalah memberikan respons darurat terhadap kebakaran rumah penduduk, bangunan pemerintah, pasar, serta fasilitas umum lainnya. Dalam banyak kasus, petugas harus menghadapi medan sulit dan keterbatasan akses air, namun tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik demi keselamatan warga.

Peningkatan Kelembagaan Menjadi Dinas Mandiri

Seiring bertambahnya kasus kebakaran dan meningkatnya kompleksitas kebutuhan layanan darurat, Pemerintah Kota Prabumulih kemudian meningkatkan status unit tersebut menjadi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran. Pembentukan ini berdasarkan penyesuaian terhadap peraturan perundang-undangan mengenai struktur organisasi perangkat daerah.

Perubahan status ini memberikan ruang lebih luas bagi penguatan kapasitas kelembagaan, mulai dari penambahan armada, rekrutmen personel baru, penyusunan standar operasional, hingga pembentukan pos damkar di beberapa kecamatan. Dinas ini juga mendapatkan dukungan anggaran tersendiri dalam APBD untuk pembelian alat pelindung diri (APD), pelatihan teknis, serta pengadaan peralatan pemadaman yang lebih modern.

Perluasan Tugas dan Fungsi

Tidak hanya menangani kebakaran, Damkar Prabumulih juga diperluas fungsinya untuk menangani penyelamatan dalam situasi non-kebakaran (rescue), seperti:

  • Evakuasi korban kecelakaan lalu lintas

  • Penanganan pohon tumbang

  • Penyelamatan hewan liar

  • Tanggap darurat bencana seperti banjir dan longsor

Dengan pengembangan fungsi ini, petugas Damkar Prabumulih dibekali pelatihan penyelamatan, penggunaan alat berat ringan, hingga teknik pertolongan pertama kepada korban.

Modernisasi Layanan dan Pelibatan Masyarakat

Memasuki tahun 2010-an, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Prabumulih mulai menerapkan sistem pelayanan berbasis teknologi. Layanan call center 24 jam diaktifkan, sistem pelaporan berbasis aplikasi mulai dirintis, serta dilakukan pendataan bangunan rawan kebakaran.

Di sisi lain, Damkar juga aktif memberikan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat, pelajar, pelaku usaha, dan instansi pemerintahan mengenai pencegahan kebakaran. Simulasi dan pelatihan penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dilakukan secara berkala di sekolah, kantor, pasar, dan fasilitas umum lainnya.

Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesiapsiagaan terhadap kebakaran pun meningkat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permintaan pelatihan dari sekolah dan komunitas lokal, serta partisipasi warga dalam pelatihan relawan damkar tingkat kelurahan.

Tantangan dan Rencana Pengembangan

Meskipun telah banyak kemajuan, Damkar Prabumulih tetap menghadapi beberapa tantangan, seperti:

  • Masih adanya wilayah dengan akses terbatas bagi armada pemadam

  • Kurangnya personel di pos terpencil

  • Kebutuhan pembaruan armada dan alat pemadam yang sudah berusia tua

  • Rendahnya kepatuhan bangunan terhadap standar proteksi kebakaran

Untuk mengatasi hal ini, Dinas merancang beberapa langkah strategis, di antaranya:

  • Penambahan pos pemadam baru di kawasan pinggiran kota

  • Digitalisasi sistem manajemen insiden dan laporan masyarakat

  • Kerja sama dengan perusahaan industri dalam penyediaan unit pemadam internal

  • Pembentukan relawan damkar berbasis RT/RW atau komunitas

Penutup

Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran Kota Prabumulih adalah kisah transformasi dari sebuah unit kecil dengan sumber daya terbatas menjadi institusi yang profesional, responsif, dan menjadi andalan masyarakat dalam menghadapi kondisi darurat. Dengan semangat β€œCepat, Tanggap, dan Peduli,” Damkar Prabumulih akan terus berbenah, membangun sistem yang kuat, meningkatkan kualitas personel, dan memperkuat kemitraan dengan masyarakat demi terwujudnya kota yang aman, siaga, dan bebas dari ancaman kebakaran.